Awalanberita.net – Pemerintah menargetkan transaksi Industri Kecil Menengah (IKM) mencapai Rp50 miliar per daerah melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang diselaraskan dengan Gerakan Nasional Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI). Inisiatif ini bertujuan mendorong peningkatan belanja produk lokal sekaligus mempromosikan potensi wisata dalam negeri.
Selama empat tahun terakhir, pemerintah terus mengampanyekan Gerakan Nasional BBI untuk meningkatkan konsumsi produk dalam negeri. Sinergi antara BBI dan BBWI diharapkan membuka peluang lebih besar bagi UMKM/IKM, sekaligus memperluas pasar mereka melalui sektor pariwisata yang semakin berkembang.
“Gerakan Bangga Buatan Indonesia bukan sekadar slogan. Ini adalah ajakan untuk mencintai, mendukung, dan membanggakan hasil karya kita sendiri,” ujar Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dalam sambutannya pada acara puncak Harvesting Gerakan Nasional BBI di Ite Begawe Fest 2024, Senin (9/12/2024).
Faisol menjelaskan bahwa Gerakan Nasional BBI dan BBWI memiliki beberapa target utama. Pertama, sebanyak 30 juta UMKM/IKM diharapkan dapat bertransformasi ke pasar digital. Kedua, transaksi penjualan IKM yang dibina ditargetkan mencapai minimal Rp50 miliar per daerah. Ketiga, tercapainya 1,2 hingga 1,5 miliar perjalanan wisata domestik.
Sebagai Campaign Manager BBI/BBWI 2024, Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyelenggarakan puncak acara di Ite Begawe Fest 2024. Dukungan pemerintah mencakup fasilitasi teknologi e-business melalui Program e-Smart IKM, integrasi ke e-katalog LKPP, literasi digital, pendaftaran merek IKM, hingga promosi melalui media sosial.
Melalui langkah ini, pemerintah berupaya meningkatkan daya saing produk lokal, mendorong kualitas sumber daya manusia IKM, serta memperkuat kolaborasi antara sektor ekonomi dan pariwisata di Indonesia.
“Baca Juga : iPhone 16 Menghilang dari Tokopedia, Ini Alasannya”
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Telah memberikan pendampingan kepada 30 IKM terbaik di Bumi Gora selama periode 1 September hingga 30 November 2024. Pendampingan ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan daya saing IKM, baik dalam hal pemasaran digital maupun penjualan offline.
Dalam periode tersebut, pendampingan berhasil mencatatkan hasil yang signifikan. Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) mengungkapkan bahwa total penjualan gabungan dari 30 IKM selama masa pendampingan mencapai Rp8,01 miliar. Angka ini mencerminkan peningkatan rata-rata penjualan bulanan sebesar 168,54% dibandingkan rata-rata penjualan tiga bulan sebelum program dimulai.
“Total penjualan 30 IKM BBI NTB 2024, baik secara online maupun offline, mencapai Rp8,01 miliar selama periode pendampingan. Kami mencatat kenaikan rata-rata penjualan bulanan mencapai 168,54% dibandingkan periode sebelum pendampingan,” jelas Wamenperin.
Dukungan teknologi digital dalam pemasaran juga memberikan dampak yang sangat besar. Wamenperin menyebut bahwa rata-rata penjualan secara online dari 30 IKM tersebut meningkat hingga 375,37%. Hal ini menunjukkan bahwa adopsi teknologi digital mampu memperluas akses pasar dan meningkatkan nilai penjualan para pelaku IKM secara signifikan.
Pendampingan ini tidak hanya berfokus pada penjualan, tetapi juga pada peningkatan literasi digital. Strategi pemasaran, dan penguasaan teknologi untuk mendukung keberlanjutan usaha IKM. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara Kemenperin dan Pemprov NTB. Mampu mendorong transformasi ekonomi melalui penguatan IKM di era digital. Program ini diharapkan terus menjadi model untuk mengembangkan sektor IKM di daerah lain.
“Baca Juga : Menteri UMKM Pertimbangkan Subsidi BBM untuk Ojek Pangkalan”