Awalan berita – Pabrik bahan anoda baterai lithium PT Indonesia BTR New Energy Material yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah, merupakan proyek ambisius yang bertujuan untuk menempatkan Indonesia di garis depan industri kendaraan listrik global. Pabrik ini, yang akan menjadi pabrik bahan anoda terbesar di dunia, merupakan hasil kolaborasi antara Indonesia dan China Construction Fourth Engineering Division Corp Ltd (CSCEC-4).
PT Indonesia BTR New Energy Material dirancang untuk memproduksi 80 ribu ton bahan anoda per tahun. Yang setara dengan material yang dibutuhkan untuk 1,5 juta mobil listrik. Dengan rencana tambahan produksi 80 ribu ton di masa depan. Total kapasitas produksi akan mencapai 3 juta mobil listrik per tahun. “Ini adalah jumlah yang sangat besar sehingga kita akan menjadi pemasok terbesar, baik EV Battery maupun kendaraan listriknya,” ujar Presiden Jokowi, menunjukkan potensi besar dari proyek ini dalam rantai pasok global kendaraan listrik.
“Baca juga: Pemindahan Ibu Kota, Masa Depan Ekonomi Jakarta”
Presiden Jokowi juga mengapresiasi pencapaian proyek ini yang berhasil selesai dalam waktu sepuluh bulan. Berkat dedikasi dan kinerja tinggi dari pelaksana konstruksi CSCEC-4. Fase pertama pembangunan mencakup total area 78.231,43 meter persegi, termasuk dua pabrik dan dua gedung kantor. Setelah fase kedua selesai, total kapasitas produksi pabrik ini akan mencapai 160.000 ton dan menciptakan 1.800 lapangan pekerjaan untuk penduduk lokal.
Senior Project Manager CSCEC-4, Hendro Wilastono, mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi selama proses pembangunan. Seperti kekurangan material dan geologi yang kompleks. Meskipun demikian, tim proyek CSCEC-4 menunjukkan keberanian dan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan. “Selama periode pengecoran, lebih dari 30 manajer dan 1.000 karyawan bekerja bergiliran untuk membangun beton dalam area dan volume yang besar,” kata Hendro Wilastono. Proyek ini juga melibatkan penggunaan sumber daya lokal, mendirikan perusahaan perdagangan, dan manajemen rantai pasok untuk meningkatkan efisiensi.
Selain proyek BTR di Kendal, CSCEC-4 juga terlibat dalam proyek baterai efisiensi tinggi di Yingfa Bintan Nanshan Industrial Park dan proyek pembangkit listrik tenaga sampah di Kota Bekasi. Perusahaan ini mendukung perkembangan ekonomi Indonesia melalui berbagai produk dan layanan, termasuk energi baru, air bersih, dan infrastruktur. “Perusahaan ini terus mendukung modal dari China ke luar negeri, membangkitkan semangat baru. Dan berkontribusi pada inisiatif Belt and Road,” tambah Hendro.
“Simak juga: Pajak Anti Dumping RI, Tantangan dan Potensi Dampak Balasan”
Pabrik bahan anoda baterai lithium di Kendal merupakan langkah strategis dalam memperkuat posisi Indonesia dalam industri kendaraan listrik global. Dengan memanfaatkan keunggulan dalam desain, penelitian, investasi, konstruksi, dan operasi, CSCEC-4 tidak hanya memajukan proyek ini. Tetapi juga mendorong perkembangan ekonomi dan sosial di Indonesia. Proyek ini diharapkan akan menjadi contoh sukses kolaborasi internasional yang menguntungkan kedua belah pihak dan membawa manfaat besar bagi industri kendaraan listrik dan ekonomi lokal.