Awalan berita – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi baru-baru ini mengungkapkan perkembangan terbaru terkait kemungkinan operasional taksi terbang di Ibu Kota Negara (IKN) Kalimantan Timur. Dalam pernyataannya, Budi Karya memberikan gambaran tentang potensi dan tantangan yang dihadapi dalam menghadirkan taksi terbang ke ibu kota baru Indonesia. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai apa yang dikatakan Menhub serta berbagai faktor yang mempengaruhi rencana tersebut.
Sebelum membahas lebih jauh tentang potensi taksi terbang di IKN, Budi Karya mengungkapkan bahwa saat ini Hyundai sedang menguji coba kendaraan ini di Samarinda, yang merupakan kota terdekat dari IKN. Uji coba ini merupakan langkah awal untuk mengevaluasi kemampuan teknologi taksi terbang dalam kondisi lapangan nyata. Budi Karya menganggap bahwa keberhasilan uji coba ini dapat menjadi indikator penting bagi kemungkinan penerapan kendaraan ini di ibu kota baru.
“Baca juga: Ribuan Buruh Tekstil Terancam PHK Bulan Depan”
“Hyundai sudah memulai uji coba taksi terbang di Samarinda. Ini merupakan langkah awal yang penting untuk memahami bagaimana kendaraan ini beroperasi dalam konteks lokal sebelum kita pertimbangkan untuk dibawa ke IKN,” ungkap Budi Karya.
Salah satu tantangan utama dalam menghadirkan taksi terbang di IKN adalah regulasi internasional. Budi Karya menjelaskan bahwa saat ini, baik Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) maupun Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA) belum memiliki regulasi khusus mengenai taksi terbang. “ICAO dan IATA belum mengeluarkan rekomendasi atau izin terkait kendaraan ini. Saat ini, aspek keamanannya masih menjadi perhatian besar,” jelas Budi Karya setelah rapat terbatas dengan Presiden Jokowi di Istana Garuda, Nusantara, pada 29 Juli 2024.
Tanpa adanya regulasi yang jelas dari lembaga internasional ini, Indonesia harus berhati-hati dalam menerapkan teknologi baru ini. Pemerintah Indonesia akan mengikuti pedoman dan rekomendasi dari lembaga internasional untuk memastikan bahwa semua standar keamanan dipatuhi.
Keamanan adalah salah satu faktor utama yang menjadi perhatian dalam rencana pengoperasian taksi terbang di IKN. Budi Karya menyatakan bahwa IKN sebagai ibu kota negara harus memastikan bahwa semua aspek keamanan terjamin. Hal ini menjadi tantangan tambahan karena luas area yang dibutuhkan untuk sandaran taksi terbang bisa sulit dicapai di pusat kota.
“Simak juga: Gula dan Bioetanol, Potensi Baru di Papua”
“Luas sandaran untuk taksi terbang adalah salah satu pertimbangan penting. Untuk pusat kota, mungkin akan sulit untuk menyediakan area yang memadai. Oleh karena itu, jika taksi terbang akan beroperasi di IKN, mungkin akan lebih feasible di pinggiran kota,” papar Budi Karya.
Pemerintah Indonesia tetap terbuka untuk kemungkinan operasional taksi terbang di IKN. Namun saat ini masih dalam tahap koordinasi dengan berbagai pihak. Budi Karya menegaskan bahwa pemerintah akan terus berkomunikasi dengan ICAO dan IATA untuk memperoleh rekomendasi dan regulasi terbaru mengenai kendaraan ini.
“Kami tidak menutup opsi untuk kendaraan ini di IKN, tetapi kami perlu memastikan bahwa semua aspek. Termasuk regulasi dan keamanan, dipertimbangkan dengan matang. Kami sudah mengajukan pertanyaan kepada ICAO dan IATA mengenai rekomendasi mereka,” ujar Budi Karya.
Pengembangan kendaraan ini di IKN merupakan langkah yang menjanjikan namun memerlukan perhatian serius terhadap regulasi dan infrastruktur. Dengan uji coba yang sedang berlangsung di Samarinda dan koordinasi yang terus-menerus dengan lembaga internasional. Pemerintah Indonesia berusaha memastikan bahwa semua aspek teknis dan keamanan diperhatikan sebelum mengimplementasikan teknologi baru ini di ibu kota baru.
Dengan tantangan yang ada, keberhasilan proyek ini dapat menjadi langkah besar dalam inovasi transportasi di Indonesia. Jika semua hambatan dapat diatasi, kendaraan ini berpotensi memberikan solusi transportasi yang efisien dan modern untuk IKN di masa depan.