Awalan berita – Lengan bergelambir seringkali dianggap sebagai masalah estetika atau akibat dari kelebihan berat badan. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa lemak yang menumpuk di lengan bukan hanya memengaruhi penampilan, tetapi juga bisa menjadi indikator penyakit serius yang memerlukan perhatian lebih. Artikel ini akan membahas temuan terbaru tentang hubungan antara lemak di lengan dan risiko kesehatan, serta mengapa penting untuk memperhatikan komposisi tubuh secara menyeluruh.
Lengan bergelambir, sering kali disebabkan oleh penumpukan lemak, bukan hanya masalah kosmetik. Penelitian terkini menunjukkan bahwa lemak yang menumpuk di sekitar lengan dapat menjadi indikator risiko kesehatan yang serius. Ini melibatkan berbagai kondisi, termasuk Alzheimer, penyakit hati berlemak, penyakit jantung, dan osteoporosis.
“Baca juga: Anak Kecanduan Gadget Risiko Tantrum dan Depresi”
Sebelumnya, lemak di lengan dianggap kurang berbahaya dibandingkan lemak yang tersimpan di perut. Namun, temuan terbaru menunjukkan bahwa lemak di lengan dapat berkontribusi pada peningkatan risiko berbagai penyakit, mirip dengan lemak yang menumpuk di area lain dari tubuh.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Neurology oleh American Academy of Neurology, peneliti mengeksplorasi hubungan antara komposisi tubuh dan risiko gangguan neurodegeneratif. Studi ini melibatkan data dari 412.691 individu yang diikuti selama rata-rata sembilan tahun. Selama periode penelitian, 8.224 peserta didiagnosis dengan penyakit neurodegeneratif, dengan penyakit Alzheimer menjadi diagnosis yang paling umum.
Para peneliti menganalisis berbagai aspek dari komposisi tubuh, termasuk ukuran pinggang, pinggul, kekuatan genggaman, kepadatan tulang, serta jumlah lemak dan massa otot. Temuan dari studi ini menunjukkan bahwa penumpukan lemak di lengan atas, bersama dengan lemak perut, dapat meningkatkan risiko terkena gangguan neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
Lemak perut, atau obesitas sentral, telah lama dikenal sebagai faktor risiko untuk berbagai kondisi kesehatan, termasuk penyakit jantung dan diabetes. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa lemak perut dapat mempengaruhi kadar insulin dan menyebabkan penurunan dopamin, yang berhubungan dengan penyakit Parkinson.
Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa lemak yang menumpuk di lengan juga dapat berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit yang sama. Orang dengan lemak lengan yang lebih banyak memiliki risiko 18 persen lebih tinggi. Untuk terkena penyakit Parkinson atau Alzheimer dibandingkan mereka dengan lemak lengan yang lebih sedikit.
“Simak juga: Nias Selatan Menghadapi Krisis Kesehatan”
Menariknya, penelitian ini juga menemukan bahwa massa otot yang lebih besar di lengan dapat mengurangi risiko terkena gangguan neurodegeneratif. Mereka yang memiliki lengan yang berotot, bukan hanya lengan yang lembek atau bergelambir. Memiliki risiko 26 persen lebih rendah untuk terkena penyakit Alzheimer dan Parkinson. Ini menunjukkan bahwa meningkatkan kekuatan dan massa otot dapat memiliki efek perlindungan terhadap kondisi kesehatan tertentu.
Mengingat hubungan antara lemak lengan dan risiko kesehatan, penting untuk mengambil langkah-langkah untuk mengelola komposisi tubuh secara keseluruhan. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
Penelitian terbaru menyoroti pentingnya memperhatikan tidak hanya lemak di perut tetapi juga lemak yang menumpuk di lengan. Lengan bergelambir bisa lebih dari sekadar masalah penampilan itu bisa menjadi indikator risiko kesehatan yang serius. Dengan mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk diet yang baik dan olahraga teratur. Anda dapat mengelola komposisi tubuh Anda dan mengurangi risiko terkena penyakit serius. Memahami hubungan antara lemak tubuh dan kesehatan dapat membantu Anda mengambil langkah-langkah preventif untuk menjaga kesehatan jangka panjang.