Awalan berita – Perubahan iklim telah menjadi perhatian global yang mendalam, memicu dampak luas terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Salah satu aspek yang semakin diperbincangkan adalah peningkatan penyebaran penyakit Lyme, yang disebabkan oleh perubahan pola cuaca dan lingkungan.
Perubahan iklim disebabkan oleh sejumlah faktor kompleks seperti pemanasan global. Efek gas rumah kaca, kerusakan lapisan ozon, deforestasi, dan polusi industri. Dampak dari perubahan ini tidak hanya terbatas pada bencana alam, tetapi juga mempengaruhi penyebaran penyakit-penyakit menular seperti penyakit Lyme.
“Baca juga: Suhu Dingin Di Musim Kemarau, Anak Rentan Sakit”
Menurut United States Environmental Protection Agency (EPA), suhu yang lebih hangat akibat pemanasan global memperluas habitat kutu yang menjadi vektor penyakit Lyme. Kutu-kutu ini, yang menginfeksi diri mereka sendiri dengan bakteri Borrelia burgdorferi dan Borrelia mayonii. Dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia jika tidak diobati dengan cepat dan tepat.
Kutu yang membawa bakteri penyebab penyakit Lyme, seperti Ixodes scapularis dan Ixodes pacificus, umumnya ditemukan di Amerika Serikat. Mereka menginfeksi berbagai jenis hewan liar seperti rusa, burung, dan tikus. Orang dapat terinfeksi jika digigit oleh kutu yang terinfeksi, yang aktif di musim hangat dan cenderung tersebar luas di wilayah yang lebih hangat akibat perubahan iklim.
“Simak juga: Denyut Nadi dan Kecepatan Berlari, Tips Menyeimbangkan”
Gejala penyakit Lyme mencakup leher kaku, nyeri sendi, dan dapat mempengaruhi sistem jantung serta saraf jika tidak ditangani dengan tepat. Orang yang sering beraktivitas di luar ruangan seperti berkemah, berburu, atau mendaki gunung berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini. Pencegahan meliputi penggunaan perlindungan terhadap gigitan kutu dan deteksi dini gejala penyakit untuk penanganan lebih lanjut.
Untuk meningkatkan kesadaran akan dampaknya dan upaya pelestarian lingkungan, detikcom bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Festival LIKE di Jakarta Convention Center pada 8-11 Agustus 2024. Acara ini menjadi platform untuk mendiskusikan berbagai isu lingkungan, termasuk dampak perubahan iklim seperti penyebaran penyakit Lyme.
Perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga mempengaruhi kesehatan manusia melalui peningkatan risiko penyakit menular seperti Lyme. Dengan meningkatkan pemahaman dan tindakan preventif, kita dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan melindungi kesehatan serta keberlanjutan lingkungan hidup kita.