Awalan berita – Keputusan PP Muhammadiyah untuk menarik dana sekitar Rp13 hingga Rp15 triliun dari PT Bank Syariah Indonesia (BSI) memunculkan sorotan. Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa langkah ini adalah fenomena biasa di industri perbankan dan tidak perlu menimbulkan kekhawatiran terhadap likuiditas BSI.
Dalam sebuah konferensi pers, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa meskipun Muhammadiyah melakukan penarikan dana besar-besaran.[1] BSI masih memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya. “Manajemen likuiditas dan manajemen risiko harus tetap dijaga dengan baik. Hingga saat ini, BSI tetap sangat likuid dan tidak ada isu yang memerlukan kekhawatiran terkait penarikan dana ini,” ujar Dian.
“Baca juga:Michael Jackson,Penyanyi dengan Misi Kemanusiaan” [2]
Dalam konteks hubungan antara BSI dan Muhammadiyah, Dian menegaskan bahwa hal ini merupakan tanggung jawab pemegang saham pengendali BSI untuk menjaga komunikasi yang baik dengan nasabahnya. “Ini adalah hal yang lazim dilakukan oleh semua bank terhadap nasabahnya.[5] Kami mendorong agar komunikasi ini terus ditingkatkan dan diperbaiki,” tambahnya.
Data terbaru dari Biro Riset Infobank menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI terus mengalami peningkatan. Pada April 2024, DPK BSI mencapai Rp293,24 triliun, naik 9,41 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, jika Muhammadiyah mengalihkan dana simpanannya, DPK BSI diperkirakan akan mengalami penurunan menjadi sekitar Rp280,22 triliun.
“Simak juga: Harun Masiku, Kisah Buron Kasus Suap yang Menggemparkan”[4]
Pertumbuhan DPK BSI didorong oleh meningkatnya tabungan wadiah, yang menguatkan Cost of Fund (CoF) menjadi sekitar 60 persen.[3] Meskipun mengalami penurunan dalam skenario pengalihan dana, BSI tetap menempati posisi sebagai bank syariah dengan DPK terbesar keenam secara nasional.
Dengan berbagai dinamika ini, langkah Muhammadiyah dalam menarik dana dari BSI menjadi sorotan penting dalam industri perbankan syariah di Indonesia. Pemerhati pasar dan pengamat keuangan diharapkan untuk terus memantau perkembangan selanjutnya terkait dampak dan respons dari kedua belah pihak terhadap situasi ini.
Artikel ini memberikan wawasan mendalam tentang dinamika terbaru di sektor perbankan syariah Indonesia, menggambarkan pentingnya manajemen risiko dan likuiditas dalam menghadapi tantangan seperti penarikan dana besar-besaran.
[1] https://infobanknews.com/muhammadiyah-tarik-duit-triliunan-dari-bsi-ojk-tak-ada-isu-likuiditas-cukup/
[2] https://infoinspiratif.com/berita/michael-jackson/
[3] https://money.kompas.com/read/2024/06/15/040700126/bos-bsi-buka-suara-soal-isu-muhammadiyah-tarik-triliunan-dana#google_vignette
[4] https://infolangsung.org/berita/harun-masiku-mantan-kader-pdip/
[5] https://finansial.bisnis.com/read/20240607/90/1772125/muhammadiyah-tarik-duit-triliunan-dari-bsi-bris-ancaman-likuiditas-intai-bank