Awalan Berita – Foto udara menunjukkan lahan persawahan yang terendam banjir di wilayah Kasemen, Kota Serang, Banten, pada Rabu (18/12/2024). Tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir menyebabkan banjir meluas, menggenangi ribuan hektare sawah di berbagai daerah di Banten.
Dinas Pertanian Provinsi Banten mencatat bahwa total area sawah yang terendam mencapai 7.882,4 hektare. Genangan air ini membuat para petani di wilayah tersebut terancam mengalami gagal panen, yang berpotensi berdampak signifikan terhadap ketahanan pangan lokal.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten menyampaikan bahwa kondisi ini disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi, ditambah dengan sistem drainase yang tidak mampu menampung volume air yang besar. “Kami terus memantau perkembangan situasi dan akan memberikan bantuan kepada petani yang terdampak,” ujarnya.
Banjir tidak hanya merusak tanaman padi yang siap panen, tetapi juga menyebabkan penurunan kualitas tanah akibat tingginya tingkat genangan air. Banyak petani mengeluhkan kerugian yang besar, mengingat sebagian besar dari mereka telah mengeluarkan biaya besar untuk menanam dan merawat tanaman padi.
“Baca Juga : Prabowo dan PM Pakistan Bahas Kerja Sama Ekonomi Global”
Pemerintah daerah sedang mengupayakan langkah-langkah mitigasi, termasuk penyedotan air di area yang paling terdampak dan penyediaan benih bantuan untuk memulai kembali siklus tanam. Selain itu, petani yang terdampak juga diharapkan dapat memanfaatkan asuransi pertanian yang tersedia guna meminimalkan kerugian ekonomi.
Dengan cuaca yang masih belum menentu, para petani berharap adanya dukungan tambahan dari pemerintah untuk membantu pemulihan lahan pertanian mereka agar tidak kehilangan seluruh hasil kerja keras mereka selama musim tanam ini.
Selain upaya mitigasi, pemerintah daerah juga berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk memastikan pengelolaan air dapat dilakukan lebih optimal. Salah satu langkah yang direncanakan adalah memperbaiki tanggul-tanggul yang rusak akibat banjir dan mempercepat pengerukan saluran irigasi agar air dapat mengalir lebih lancar.
Dinas Pertanian Provinsi Banten juga telah mengusulkan penyediaan pompa air tambahan di area yang masih terendam, terutama di wilayah yang sulit dijangkau alat berat. Pompa tersebut akan digunakan untuk mempercepat proses pengeringan lahan pertanian. “Kami akan mendistribusikan pompa air ke desa-desa yang paling terdampak. Ini bagian dari solusi jangka pendek agar petani bisa segera memulai penanaman kembali,” ujar Kepala Dinas Pertanian.
Selain itu, petani yang terdampak diimbau segera melaporkan kondisi kerusakan sawah mereka melalui mekanisme pendataan yang disediakan pemerintah. Pendataan ini bertujuan untuk menentukan jumlah kompensasi yang dapat diberikan kepada petani. Termasuk pemberian bantuan benih, pupuk, dan alat-alat pertanian untuk mempercepat proses pemulihan lahan.
Banjir ini juga menjadi pengingat akan pentingnya inovasi dalam sistem pertanian yang lebih tangguh terhadap perubahan iklim. Pemerintah dan para ahli di bidang pertanian mendorong penerapan teknologi pertanian yang lebih adaptif. Seperti varietas padi tahan genangan, untuk mengurangi risiko gagal panen akibat bencana alam di masa depan.
Selain itu, organisasi masyarakat dan lembaga non-pemerintah juga turut berpartisipasi. Dalam memberikan bantuan darurat berupa makanan, air bersih, dan kebutuhan pokok lainnya. Kepada petani dan keluarga yang terdampak. Langkah ini diharapkan dapat meringankan beban para petani selama proses pemulihan berlangsung.
Diharapkan dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait. Dampak banjir ini dapat diminimalkan sehingga petani di Banten dapat kembali bangkit dan menjalankan aktivitas pertanian mereka dengan lebih baik.
“Baca Juga : Andin Ketapang Jadi Juara KDI 2024, Tampilkan Performa Memukau”