Awalan berita – Dislipidemia, kondisi ketidakseimbangan kadar lemak dalam darah, seperti kolesterol LDL tinggi dan kolesterol HDL rendah, merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung koroner. Dalam upaya menangani masalah ini, perhatian terhadap pengembangan terapi yang efektif terus berkembang.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi penyakit jantung di Indonesia mencapai 1,5 persen pada semua kelompok usia. Namun, angka ini meningkat dengan usia, terutama di atas 45 tahun. Biaya pengobatan untuk penyakit jantung juga mengalami lonjakan yang signifikan. Mencapai lebih dari Rp12 triliun menurut BPJS Kesehatan pada tahun 2022.
Dr. dr. Ade Median Ambari, SpJP(K), FIHA, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Periode 2025. Menjelaskan bahwa penanganan dislipidemia sangat penting untuk mengurangi risiko serangan jantung. “Pasien dengan dislipidemia yang tidak terkontrol memiliki risiko tinggi untuk mengalami serangan jantung,” ungkapnya.
”Baca juga: Dampak Serius Polusi Udara Ancaman terhadap Kesehatan Mental dan Fisik“
Penelitian global menunjukkan bahwa menurunkan kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein) dapat secara signifikan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Target penurunan yang direkomendasikan adalah LDL-C kurang dari 55 mg/dL untuk pasien dengan risiko tinggi. Namun, hanya sebagian kecil pasien di Asia yang mencapai target tersebut, menurut hasil studi DYSIS II.
Untuk meningkatkan efektivitas terapi, Kalbe Farma Tbk melalui anak usahanya PT Kalventis Sinergi Farma memperkenalkan obat dislipidemia berupa kombinasi rosuvastatin dan ezetimibe. Kombinasi ini telah terbukti mampu menurunkan kadar LDL hingga 65 persen. Lebih tinggi dibandingkan dengan monoterapi statin yang hanya mampu menurunkan sekitar 50 persen.
“Terapi kombinasi ini tidak hanya efektif, tetapi juga dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien,” jelas dr. Ade. Kelebihan lain dari terapi ini adalah kemudahannya dalam penggunaan, yang dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan mereka.
Presiden Direktur Kalventis, Ridwan Ong, menekankan pentingnya inovasi ini dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. “Obat dislipidemia ini hadir dalam sediaan fixed-dose combinations yang berukuran kecil, menjadikannya praktis untuk dikonsumsi sehari-hari,” tambahnya.
”Simak juga: Pemerintah Harus Gencar dalam Upaya Pencegahan Infeksi Virus RSV untuk Melindungi Bayi“
Dengan terus menerapkan inovasi dalam pengembangan obat-obatan. Diharapkan bahwa penanganan dislipidemia dapat semakin efektif dan dapat memberikan kontribusi besar dalam upaya pencegahan penyakit jantung di Indonesia. Melalui pendekatan yang holistik dan terintegrasi, generasi masa depan dapat hidup lebih sehat dan produktif. Menjadikan Indonesia lebih kuat dan sejahtera.