Awal Berita – Badai Krisis di Dunia Tekstil Mesin industri tekstil di Jawa Tengah (Jateng) nampaknya sedang dihantam badai krisis yang tak kenal ampun. Menurut Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), ada kabar buruk dari sektor ini: sebuah pabrik raksasa tengah berencana untuk menutup operasinya.
Badai krisis memang tengah mengguncang industri tekstil secara keseluruhan. Tidak kurang dari enam pabrik telah menghentikan operasinya, mengakibatkan lebih dari 13 ribu buruh kehilangan pekerjaan. [1]
“Baca juga:Berita Saham Terbaru Bulan Juni 2024” [2]
Indah Anggoro Putri, Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kemnaker, memberikan gambaran situasi tersebut. Meskipun dia tidak menyebutkan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) di pabrik tersebut, dia mengungkapkan bahwa sejumlah perusahaan besar di Jateng memang sedang berjuang untuk bertahan.
“Walaupun tidak ada PHK, kami tetap memantau situasi ini dengan cermat. Perusahaan sedang kesulitan karena penjualan menurun, yang mengakibatkan produksi ikut terganggu,” jelas Putri.
Namun, di balik optimisme Kemnaker, Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) melaporkan fakta yang lebih mengkhawatirkan. Data mereka menunjukkan bahwa sekitar 13.800 buruh tekstil telah terkena PHK sejak Januari hingga awal Juni 2024.[5]
Presiden KSPN, Ristadi, mengungkapkan bahwa krisis ini terutama terasa di Jawa Tengah,[3] terutama di pabrik-pabrik milik grup PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex. Tiga perusahaan di bawah naungan Sritex, seperti PT Sinar Pantja Djaja di Semarang, PT Bitratex di Kabupaten Semarang, dan PT Djohartex di Magelang,2 telah melakukan PHK massal terhadap sejumlah karyawan mereka.
“Simak juga: Yuk, Simak Ringkasan Dan Ulasan The Garfield Movie Yang Seru!” [4]
Situasi ini dipicu oleh pesanan yang lesu dan terus menurun. Ristadi menjelaskan bahwa banyak pabrik tekstil di Indonesia mengalami penurunan pesanan yang signifikan.
“Pengusaha tidak memiliki modal untuk mem-PHK buruh. Mereka lebih memilih merumahkan karyawan saat tidak ada pesanan masuk,” ungkap Ristadi.
Dalam kondisi seperti ini, masa depan industri tekstil di Jateng dan Indonesia secara keseluruhan tampaknya masih dipenuhi dengan ketidakpastian.
[1] https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20240614065542-92-1109709/kemnaker-buka-suara-soal-pabrik-raksasa-tekstil-di-jateng-tutup
[2] https://infolangsung.org/berita/berita-saham-terbaru-bukan-juni/
[3] https://kumparan.com/kumparanbisnis/banyak-industri-tekstil-phk-massal-begini-respons-menaker-22vhNl2nYtq
[4] https://isicerita.com/informasi/yuk-simak-ringkasan-dan-ulasan-the-garfield-movie-yang-seru/
[5] https://www.beritasatu.com/nasional/1044635/maraknya-phk-massal-industri-tekstil-begini-respons-menaker