Awalan Berita – Departemen Pemadam Kebakaran Los Angeles (LAFD) menjadi pusat perhatian dan kritik keras setelah kebakaran hutan besar melanda wilayah Los Angeles, menghancurkan puluhan ribu hektar, termasuk kawasan elitnya. Kebakaran ini memicu sorotan tajam terhadap kebijakan internal LAFD, yang dianggap lebih memprioritaskan keberagaman, kesetaraan, dan inklusivitas (DEI) daripada kesiapan menghadapi bencana.
Fokus pada Kebijakan DEI dan LGBTQ
Kritik mengemuka terkait kebijakan perekrutan yang dianggap lebih mengutamakan orientasi seksual, warna kulit, dan promosi inisiatif LGBTQ+, ketimbang kualifikasi dan kemampuan teknis. Kepala Departemen Kristin Crowley, yang merupakan seorang lesbian, menjadi sorotan utama dalam polemik ini. Banyak pihak, terutama dari kalangan konservatif, menuduh pemilihan Crowley untuk posisi tersebut didasarkan pada dorongan politis untuk mempromosikan agenda DEI dan LGBTQ+.
Ungkapan kemarahan meluas di media sosial, termasuk di platform X (sebelumnya Twitter). Salah satu pengguna menulis, “Kepala Pemadam Kebakaran Los Angeles lebih sibuk dengan inisiatif LGBTQ daripada memastikan kesiapan tangki air kami.”
Kritik pada Pemerintah Kota
Kritik juga ditujukan kepada Wali Kota Los Angeles, Karen Bass, yang dinilai gagal mengelola sumber daya kota secara efektif. Sebagian besar warganet menyalahkan pemerintah kota atas minimnya langkah mitigasi kebakaran, termasuk pengelolaan reservoir air yang kurang optimal.
Situasi ini memicu perdebatan luas tentang keseimbangan antara memprioritaskan keberagaman di tempat kerja dan memastikan efektivitas operasional, terutama dalam menangani bencana besar seperti kebakaran hutan. Sementara itu, LAFD belum memberikan tanggapan resmi terkait kritik yang terus mengemuka.
“Baca Juga : 4 Pelatih Bulutangkis RI di Pelatnas Malaysia, Termasuk Herry IP”
Jejak Karier Kristin Crowley
Kristin Crowley mencatatkan sejarah sebagai wanita pertama dan individu LGBTQ+ pertama. Yang menjabat sebagai Kepala Departemen Pemadam Kebakaran Los Angeles (LAFD). Crowley, yang menikah dengan pensiunan petugas pemadam kebakaran Hollyn Bullock. Dilantik untuk posisi tersebut setelah Kepala Pemadam Kebakaran sebelumnya, Ralph Terrazas, mengundurkan diri. Akibat kritik atas kurangnya tindakan terhadap perilaku seksis dan rasis di dalam departemen.
Menurut Wali Kota Los Angeles saat itu, Eric Garcetti, pencalonan Crowley bukan berdasarkan gender atau orientasi seksual. Melainkan atas kompetensi dan pengalamannya. Sebelum dilantik pada 2022, Crowley telah mengabdi selama 22 tahun di LAFD, dengan pengalaman di berbagai posisi. Termasuk sebagai pemadam kebakaran, paramedis, teknisi, inspektur, kapten, hingga wakil kepala. Ia juga menjadi marshal pemadam kebakaran wanita pertama di Los Angeles pada 2016 dan berhasil menempati peringkat 50 teratas dari 16.000 pelamar saat mengikuti ujian pemadam kebakaran pada akhir 1990-an.
Saat menerima nominasi, Crowley berkomitmen untuk meningkatkan efektivitas operasional dan keselamatan petugas. Sembari memperjuangkan keberagaman, kesetaraan, dan inklusivitas (DEI) di LAFD. Namun, kebijakan DEI ini telah memicu perdebatan sengit di AS, karena dianggap lebih mengutamakan ras, warna kulit, atau orientasi seksual ketimbang kompetensi. Yang dinilai dapat berisiko pada departemen penting seperti pemadam kebakaran.
Dampak Kebakaran Los Angeles
Kebakaran hebat yang melanda Los Angeles pada Selasa (14/1/2025) telah menyebabkan 25 korban jiwa, menurut laporan Kantor Pemeriksa Medis Los Angeles. Selain itu, lebih dari 12.000 bangunan dilaporkan hancur atau rusak, dengan kerugian ekonomi diperkirakan mencapai puluhan miliar dolar.
Sekitar 8.500 petugas pemadam kebakaran terus berjuang memadamkan api, meskipun angin kencang memperburuk situasi. Kebakaran ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapan operasional di tengah sorotan terhadap kebijakan internal LAFD.
“Baca Juga : 4 Pelatih Bulutangkis RI di Pelatnas Malaysia, Termasuk Herry IP”