Awalan berita – Uni Eropa (UE) baru-baru ini menandatangani kesepakatan pembiayaan sebesar 1 miliar Euro dengan Mesir. Dalam upaya mendukung reformasi ekonomi yang substansial di Kairo.[1] Kesepakatan ini merupakan bagian dari paket investasi yang lebih luas. Termasuk komitmen sebesar €42 miliar dari perusahaan-perusahaan Eropa untuk proyek-proyek di Mesir.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengumumkan komitmen ini dalam Konferensi Investasi Mesir-Uni Eropa di Kairo. Di mana lebih dari 20 kesepakatan dan nota kesepahaman baru telah ditandatangani antara perusahaan Eropa dan pemerintah Mesir. Tujuan dari pendanaan ini adalah membantu Mesir bangkit dari dampak ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 dan inflasi yang tinggi. Sambil mendorong investasi swasta dan meningkatkan sektor ekonomi.
“Baca juga: Profil Cut Melisa, Selebgram Medan yang Viral karena Insiden di Bandara Kualanamu“ [2]
Von der Leyen menegaskan pentingnya stabilitas Mesir bagi kawasan tersebut.[3] Sambil menyoroti kemitraan yang kuat antara UE dan Mesir. Dia menyatakan bahwa investasi ini tidak hanya akan mendukung agenda reformasi Mesir. Tetapi juga akan menciptakan lingkungan bisnis yang lebih menarik serta memperluas lapangan kerja yang berkualitas.
Dalam pidatonya, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi menyambut baik kesepakatan ini sebagai langkah pertama dalam penguatan hubungan antara Mesir dan UE. Serta sebagai komitmen konkret dalam mewujudkan janji-janji yang telah dibuat sebelumnya.
Selain bantuan dari UE, Mesir juga menerima dukungan finansial signifikan dari negara lain dan lembaga internasional seperti Uni Emirat Arab, Dana Moneter Internasional, dan Bank Dunia. Dukungan ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi krisis mata uang yang berlarut-larut tetapi juga untuk membantu Mesir mengelola dampak dari konflik regional di sekitarnya.
“Simak juga: Myanmar Menahan 11 Orang, Termasuk Eksekutif Jepang dalam Kasus Manipulasi Harga Beras“ [4]
Namun demikian, kesepakatan ini juga mendapat kritik dari beberapa kelompok aktivis hak asasi manusia. Yang menyoroti perlunya penegakan supremasi hukum dan perlindungan terhadap hak asasi manusia dalam konteks penerimaan bantuan internasional. Meskipun demikian.[5] UE telah mengakui pentingnya memastikan bahwa bantuan yang diberikan tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi tetapi juga memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia.
Dengan demikian, kesepakatan ini mencerminkan upaya bersama antara UE dan Mesir dalam menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks sambil memperkuat kemitraan mereka dalam berbagai sektor strategis. Termasuk perdagangan, energi, dan pengembangan infrastruktur. Langkah-langkah selanjutnya diharapkan akan terus memperkuat fondasi hubungan ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Mesir.
[1] https://m.tribunnews.com/internasional/2024/07/01/ue-tanda-tangani-kesepakatan-pembiayaan-1-miliar-euro-untuk-mesir?page=2
[2] https://infolangsung.org/berita/profil-cut-melisa-selebgram-medan-yang-viral-karena-insiden-di-bandara-kualanamu/
[3] https://m.antaranews.com/amp/berita/3748401/mesir-uea-tanda-tangani-perjanjian-pertukaran-mata-uang
[4] https://bahasinfo.net/informasi/myanmar-menahan-11-orang-termasuk-eksekutif-jepang-dalam-kasus-manipulasi-harga-beras/
[5] https://www.voaindonesia.com/amp/uni-eropa-umumkan-paket-bantuan-8-miliar-dolar-as-untuk-mesir/7531860.html