Awal berita – AI diperkirakan akan mengambil alih hingga 80 juta pekerjaan manusia dalam beberapa tahun mendatang. Ini bukan lagi isu spekulatif, pergeseran menuju penggunaan robot, sistem otomatisasi, dan kecerdasan buatan telah terjadi secara global. Pabrik-pabrik besar menggunakan robot untuk tugas-tugas yang dulunya dilakukan oleh pekerja manusia, sedangkan sistem AI mengelola inventaris di pusat distribusi dengan tingkat efisiensi yang mengesankan.
Tidak hanya sektor manufaktur yang terpengaruh; layanan pelanggan dan sektor keuangan juga mengalami perubahan signifikan. Asisten virtual dan chatbot mengambil alih banyak tugas customer service, sementara algoritma AI di sektor keuangan membuat keputusan investasi dengan kecepatan dan akurasi yang tak tertandingi manusia.
“Baca juga: Sayuran Ajaib Yang Bikin Ginjal Bahagia Dan Kantongmu Bahagia” [2]
Namun, dampaknya tidak semata-mata negatif.[1] Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan bahwa meskipun 83 juta pekerjaan mungkin hilang, perkembangan teknologi juga akan menciptakan 67 juta pekerjaan baru. Ini adalah kesempatan untuk memperbarui keterampilan sumber daya manusia dan mengantisipasi perubahan.
Musdhalifah Machmud dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menegaskan pentingnya transformasi keterampilan untuk menyelaraskan diri dengan era digital yang semakin berkembang. Ini merupakan panggilan untuk pendidikan dan pelatihan yang mempersiapkan individu untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang berubah.
Chairul Saleh, Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Kemenko Perekonomian,[5] menggarisbawahi bahwa pekerjaan rutin berulang cenderung digantikan oleh AI. Namun, hal ini juga membuka peluang baru di sektor teknologi dan pengembangan AI, seperti pemrograman data dan komputasi AI.
Perihal AI diperkirakan akan mengambil alih, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi,[1] menyampaikan pandangannya bahwa sementara teknologi AI akan mengubah lanskap pekerjaan, Indonesia harus melihatnya sebagai peluang. Dia menekankan pentingnya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan mengadaptasi diri dengan perkembangan teknologi.
“Simak juga: Manfaat dan Ancaman Sinar Matahari pada Tubuh Manusia” [4]
Menanggapi tren ini, masyarakat diharapkan untuk mengambil inisiatif dalam meningkatkan keterampilan mereka. Pelatihan berbasis keterampilan, baik melalui platform daring maupun workshop, menjadi kunci untuk menghadapi tantangan dan peluang yang dibawa oleh AI.[3]
Sementara kita melangkah menuju era AI, penting untuk mengingat bahwa teknologi ini harus melayani kepentingan manusia. Perlindungan terhadap nilai-nilai kemanusiaan harus tetap menjadi fokus utama dalam pengembangan dan penerapan AI.
Melihat ke depan, ada sejumlah profesi yang menjanjikan dalam bidang AI, seperti spesialis AI dan machine learning, insinyur robotik, arsitek database, dan spesialis keberlanjutan. Ini adalah bidang-bidang di mana peluang karir bisa terus berkembang seiring dengan evolusi teknologi.
[1] https://infokomputer.grid.id/read/124104737/siap-siap-ai-diprediksi-bakal-ambil-alih-80-juta-pekerjaan-manusia
[2] https://infoinspiratif.com/berita/sayuran-ajaib-yang-bikin-ginjal-bahagia/
[3] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20240612161914-37-546070/ramalan-terbaru-80-juta-pekerjaan-bakal-hilang-gara-gara-ai
[4] https://infolangsung.org/berita/manfaat-dan-ancaman-sinar-matahari-pada-tubuh-manusia/
[5] https://www.fortuneidn.com/tech/suheriadi/ai-berpotensi-ambil-alih-80-juta-lapangan-kerja-ini-pekerjaannya